Oleh : Azhari
Perang Badar berawal dari rencana Rasulullah saw mencegat kafilah
dagang Abu Sufyan dari Syam. Kafilah membawa barang dagangan yang sangat banyak
dan dibawa oleh 30-40 ekor unta. Rasulullah saw berangkat bersama kaum muslimin
menuju Mekah dengan 70 ekor unta.
Abu Sufyan memperoleh informasi bahwa kafilahnya akan diserang,
kemudian meminta bantuan kepada pasukan quraisy Mekah. Tokoh-tokoh quraisy
memobilisasi pasukan untuk menyerang kaum muslimin. Ketika Rasulullah saw
mengetahui pasukan quraisy akan menghadang beliau, Rasulullah saw meminta
pendapat para sahabat. Ucapan terkenal Sa’ad bin Muadz, ‘Jika engkau menyuruh
kami menyelami laut ini, kemudian engkau menyelaminya, kami pasti menyelaminya
bersamamu’
Ketika kaum muslimin menangkap dua orang budak, Rasulullah saw bertanya
tentang jumlah pasukan quraisy, mereka menjawab sangat banyak. Rasulullah saw
kemudian bertanya berapa banyak yang mereka sembelih setiap hari (sebagai
makanan), mereka menjawab 9-10 ekor. Rasulullah saw bersabda, ‘Kalau begitu
jumlah mereka 900-1.000 orang” Begitulah kecerdasan Rasulullah saw dalam mencari
informasi informasi.
Abu Sufyan menemukan kotoran dan meremasnya, ternyata dalam kotoran ada
biji kurma. Abu Sufyan meyakini bahwa itu kotoran unta orang Yastrib (Madinah),
Abu Sufyan merubah arah perjalanannya sehingga selamat dari hadangan pasukan
kaum muslimin. Abu Sufyan kemudian memberi tahu pasukan quraisy dia telah
selamat, kemudian menganjurkan agar pasukan quraisy mundur kembali ke Mekah
tapi Abu Jahal menolaknya. Sebagian pasukan quraisy pulang kembali ke Mekah dan
tidak ikut berperang.
Rasulullah saw tiba disumber air yang paling dekat dengan Badar dan
berhenti disana. Ucapan terkenal Hubab bin Mundzir, ‘Wahai Rasulullah, apakah
tempat ini yang ditentukan Allah dan kita tidak boleh memajukannya atau
mengakhirkannya, ataukah tempat ini termasuk pendapat, perang dan skenario
perang?’ Rasulullah saw menjawab ini hanya skenario perang, kemudian Hubab
memberikan pendapat agar Rasulullah saw mengganti lokasi pasukan. Maksud Hubab
jika ini wahyu maka tidak boleh dibantah, sami’na waatha’na.
Pasukan kaum muslimin dan quraisy saling berhadapan di Badar, ini
terjadi pada tanggal 17 Ramadhan. Rasulullah saw mengatur barisan pasukan kaum
muslimin dengan menggunakan panah tumpul, ketika Sawad Ghaziyyah agak maju maka
beliau mendorongnya agar mundur. Sawad berdalih merasa sakit dan minta membalas
(qishash) kepada Rasulullah saw, beliau kemudian membuka perutnya agar Sawad
bisa membalas tapi Sawad memeluk dan mencium perut Rasulullah saw, karena Sawad
ingin menyentuh kulit beliau. Begitulah kecintaan para sahabat kepada
Rasulullah saw.
Rasulullah saw bermunajat kepada Allah agar memberikan pertolongan,
kemudian beliau memberi kabar gembira kepada Abu Bakar bahwa pasukan kaum
muslimin dibantu jibril dan pasukan malaikat. Beberapa orang menyaksikan
pasukan malaikat, ciri pasukan malaikat perang Badar berbeda dengan perang
Uhud. Pada perang Badar pasukan malaikat menggunakan sorban putih, sedangkan
perang Uhud pasukan malaikat menggunakan sorban merah.
Rasulullah saw menemui kaum muslimin dan memberi semangat. Ucapan
terkenal Umair bin Humam sedang memegang kurma yang akan dimakannya, ‘Tidak ada
jarak bagiku untuk masuk surga kecuali aku dibunuh mereka’ Umair membuang
kurma, mengambil pedangnya dan bertempur hingga syahid.
Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam
0 comments:
Post a Comment