Oleh : Azhari
Orang-orang quraisy masih marah karena kalah dalam perang Badar, mereka
masih sakit hati karena banyak keluarganya terbunuh. Abdullah bin Rabi’ah,
Ikrimah bin Abu Jahal dan Shafwan bin Umayyah bermusyawarah dengan Abu Sufyan
untuk membalas dendam. Mereka meminta Abu Sufyan dan para pedagang quraisy
membantu dana untuk perang Uhud.
Mereka mengumpulkan pasukan quraisy, Bani Kinanah, Bani Tihamah dan
Ahabisy (kaum non quraisy). Pasukan quraisy berjumlah 3.000 orang dengan 200
ekor kuda, berangkat dengan istri-istrinya untuk mencegah mereka lari dari
medan perang.
Perang Uhud terjadi pada hari Sabtu 15 Syawwal. Rasulullah saw
berangkat menuju Uhud bersama 1.000 kaum muslimin. Sebelum sampai di Uhud Tokoh
munafik Madinah Abdullah bin Ubai, memisahkan diri dan pulang ke Madinah
beserta sepertiga pengikutnya.
Rasulullah saw memberikan perintah kepada pasukan pemanah untuk tetap
dalam posisinya bagaimanapun kondisi peperangan, untuk mencegah pasukan musuh
menyerang dari belakang. Pasukan pemanah berjumlah 50 orang, dipimpin oleh
Abdullah bin Jubair.
Pasukan quraisy terdesak dan mundur, sedangkan barang-barangnya
ditinggalkan. Pasukan pemanah tidak mematuhi perintah Rasulullah saw dan turun
mengambilnya. Kemudian pasukan berkuda quraisy menyerang dari belakang dipimpin
oleh Khalid bin Walid (saat itu masih musyrik). Pertahanan pasukan kaum
muslimin jebol dan diserang musuh.
Mush’ab bin Umair disangka mirip Rasulullah saw, beliau bertempur
hingga syahid dibunuh oleh Ibnu Qami’ah. Ketika Ibnu Qami’ah pulang ke Mekah
dia mengaku telah membunuh Rasulullah saw. Utbah bin Abu Waqash melempar batu
kepada Rasulullah saw sehingga wajah dan bibir beliau terluka. Ziyad bin
As-Sakan bersama 5 orang Anshar berperang mati-matian melindungi Rasulullah saw
hingga semuanya syahid. Rasulullah saw berhasil selamat keluar dari Uhud
ditemani Abu Bakar, Umar, Ali dan sahabat lainnya.
Handzalah bin Abu Amir syahid dibunuh oleh Syaddad bin Al-Aswad, ketika
Handzalah wafat Rasulullah saw bersabda, ‘Sesungguhnya sahabat kalian Handzalah
pasti akan dimandikan para malaikat’ Para sahabat menanyakan kepada istri
Handzalah perihal pernyataan Rasulullah saw dimandikan malaikat, istrinya menjawab bahwa Handzalah keluar rumah
dalam keadaan junub untuk memenuhi panggilan perang.
Ushairim masih musyrik, ketika Rasulullah saw berangkat ke Uhud timbul
keinginannya untuk masuk Islam dan ikut berperang. Ushairim berperang dan
terluka parah, kaumnya bertanya apa yang mendorongnya untuk ikut berperang,
Ushairim menjawab karena cinta Islam. Ushairim kemudian meninggal dan dikenal
sebagai orang yang tidak pernah shalat
tapi masuk surga.
Seorang wanita Bani Dinar kehilangan bapak, suami dan saudaranya dalam
perang Uhud. Ketika sahabat memberitahu bahwa mereka telah syahid wanita
tersebut justru menanyakan kondisi Rasulullah saw, sahabat menjawab bahwa
Rasulullah saw dalam keadaan baik. Wanita tersebut meminta untuk melihat
langsung Rasulullah saw, setelah melihat beliau wanita tersebut berkata, ‘Semua
musibah sesudahmu itu kecil artinya’
Dalam perang Uhud syahid dari pasukan kaum muslimin (muhajirin dan
anshar) sebanyak 60 orang, mereka dimakamkan ditempat mereka syahid (Uhud).
Sedangkan pasukan quraisy meninggal sebanyak 22 orang.
Perang Uhud adalah Ujian dan
Pembersihan, Allah menguji kaum muslimin dan membongkar kedok kaum munafik
yang menampakkan keislaman tapi merahasiakan kekafirannya. Selain itu, dalam perang
Uhud Allah memuliakan para syuhada. Allah mengisahkan perang Uhud dalam 60 ayat
surah Ali Imran (121 – 179).
Rasulullah saw berkata kepada Ali, ‘Orang-orang musyrikin tidak akan
mengalahkan kita lagi sesudahnya (perang Uhud) hingga Allah memenangkan kita’
Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam
0 comments:
Post a Comment