MAFAHIM ISLAM

MEMAHAMI ISLAM DENGAN MUDAH

Oleh: Azhari

Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur. Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu), dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui. Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin, niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahiim, dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan 'ainul yaqin, kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu) (At-Takatsur 1-8).

Latar-belakang turunnya ayat ini (asbabun nuzul) ketika dua qabilah (suku) Anshar yakni Bani Haritsah dan Bani Harts yang saling menyombongkan diri tentang kekayaan dan keturunannya. Kemudian Allah swt memperingatkan manusia tentang kebiasaannya yang bermegah-megahan dengan dunia dan lalai untuk mengingat Allah swt.

Tiga (3) kali Allah swt memperingatkan manusia untuk tidak bermegah-megahan (ayat 1), yakni pada ayat 3, 4 dan 5. “Kalla saufata’lamuun” (janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui), maksudnya bermegah-megahan dengan dunia dan melalaikan beribadah kepada Allah swt. Hal ini dapat kita pahami bahwa betapa berbahayanya jika manusia bermegah-megahan dalam hal harta, keluarga dan jabatan, sehingga Allah swt memperingatkannya berulang-kali. Bukankah jika anda berulang-kali memperingatkan seseorang, “Jangan lakukan!, jangan lakukan!”, menunjukkan kekhawatiran anda atas bahaya yang akan menimpa orang tersebut.

Manusia sering lupa untuk mengingat Allah swt dan sibuk mengurus hartanya, mereka sadar bahwa harta tidak bermanfaat baginya setelah masuk kubur (ayat 2).

Karena harta yang dimilikinya hanya melalui 3 jalan saja:
1. Yang dimakan kemudian habis
2. Yang dipakai kemudian usang/rusak
3. Yang disedekahkan dijalan Allah swt

Seorang hamba akan mengatakan, “Hartaku!, hartaku!, Padahal yang menjadi hartanya itu hanyalah yang dia makan kemudian habis dan yang dia pakai kemudian usang dan yang dia sedekahkan, maka akan terus mengalir. Selain itu akan sirna dan ditinggalkan untuk orang lain (HR Muslim).

Harta yang pertama dan kedua tidak bermanfaat baginya di yaumil akhir, sedangkan harta yang ketiga merupakan bekal untuk menghadap Allah swt. Selain itu bukan hartanya, ketika ia meninggal maka rumah, mobil, tanah, emas dan berlian adalah harta ahli warisnya, ia hanya bertugas mengumpulkan dan menyerahkan kepada pemilik sebenarnya. Sehingga betapa ruginya orang yang korupsi, ia mencari harta dengan cara yang haram, ia tanggung dosanya, tetapi orang lain yang menikmatinya.

Dan ketika ia meninggal maka diantar oleh tiga hal dan hanya satu yang kembali, ia diantar oleh harta, keluarga dan amalnya. Harta dan keluarga akan kembali, sedangkan amal (baik atau buruk) yang menemaninya hingga ke liang kubur. Mobil yang mengantar jenazahnya betapapun bagusnya, tidak akan ikut dikubur bersamanya. Keluarga betapapun sedih ditinggalkan, tidak akan mau dikubur bersamanya.

Jadi, jika saat ini kita memiliki harta yang berlimpah maka belum tentu harta itu milik kita karena bisa jadi milik ahli waris, maka bersegeralah membelanjakannya dijalan Allah swt agar menjadi harta yang bermanfaat bagi kita. Tunaikanlah zakat, laksanakanlah haji, bantu fakir miskin, sumbangkan untuk da’wah, bantu pembangunan masjid, dll. Bukan berarti harta tersebut diserahkan semuanya sehingga ahli waris melarat ditinggalkan dan menjadi beban orang lain, tetapi kita harus pintar memanfaatkan harta agar bermanfaat dan menjadi bekal akhirat nanti.

Jika masih sibuk bermegah-megahan dengan dunia dan melalaikan beribadah kepada Allah swt, maka Allah swt menjanjikan neraka jahim (ayat 6) dan janji Allah swt pasti adanya! Dan Allah swt mengulangi lagi ancaman pada ayat 7, kamu benar-benar akan melihatnya dengan 'ainul yaqin, sehingga ayat ini berupa “ancaman setelah ancaman”

Nanti di yaumil akhir Allah swt akan menanyakan atas nikmat yang telah diberikan-Nya digunakan untuk apa (ayat 8), bersyukur kepada-Nya dengan beribadah atau malah melupakan-Nya. Karena pada intinya manusia diciptakan Allah swt untuk beribadah kepada-Nya sebagai wujud rasa syukur, karena Allah swt tidak butuh atas ibadah yang kita lakukan tetapi kitalah yang membutuhkan pertolongan Allah swt.

Aku ciptakan jin dan manusia hanya untuk menyembah-Ku (Adz-Dzaariyat 56).

Dan dua nikmat yang paling sering kita lupakan adalah kesehatan dan waktu luang (HR Bukhari, Tirmidzi, Nasa’i dan Ibnu Majah). Coba saja, kita merasa lebih dekat kepada Allah swt ketika sakit, kita sadar untuk memperbanyak ibadah ketika sudah tua. Ketika saat sehat dan muda kemana saja?

Wallahua’lam

0 comments:

AZHARI

AZHARI

Renungan

KEBERANIANKU TIDAK AKAN MEMPERPENDEK UMURKU

KETAKUTANKU TIDAK AKAN MEMPERPANJANG UMURKU

AKU AKAN TERUS BERJUANG SEMAMPUKU

UNTUK KEBENARAN DAN KEADILAN

HINGGA ALLAH MEMANGGILKU PULANG

ALLAHU AKBAR !



free counters

Pernyataan

Silahkan mengutip artikel di blog ini karena hak cipta hanya milik Allah swt.