Oleh: Azhari
Tidak tahan saya menyaksikan anak, istri dan mertua Ikhwan menangis ketika diberitahukan kematian Ikhwan, anaknya yang masih kecil menangis: “Bapakku mati, tapi masih di rumah sakit” Rekan-rekan yang lain juga sama, bisa ikut menangis menyaksikan kesedihan keluarga tersebut.
Bagaimana tidak, ketika berangkat kerja pagi hari masih sehat dan tidak ada tanda-tanda akan terjadi peristiwa yang mengenaskan. Tetapi beberapa saat kemudian diberitahukan telah mati karena kecelakaan, hal ini yang membuat keluarga menjadi shock. Berbeda halnya jika sakit sebulan atau dua bulan, tentu keluarga telah terkondisikan jika si sakit akhirnya mati.
Keluarga Almarhum terlihat tabah menghadapi musibah ini, mudah-mudahan mereka mampu melanjutkan hidup tanpa orang yang mereka sayangi dan menjadi tulang punggung keluarga.
Begitu rapuhnya umur kita dihadapan Allah swt, tidak tahu kapan, dimana dan dengan cara apa kita akan mati. Jangan berfikir bahwa saat ini kita masih muda dan setelah tua nanti akan mati, Ikhwan baru berumur 37 tahun. Jangan berfikir saat ini kita sehat dan segar bugar sehingga belum saatnya mati, ada orang sehat mati duluan sementara yang sakit parah malah panjang umur.
Lantas jika umur ini rahasia Allah swt, apa yang harus kita lakukan? Tidak ada satupun yang dapat kita lakukan untuk mencegah kematian, hanya persiapan menghadapi kematian yang dapat kita lakukan.
Siapkan bekal sebanyak mungkin untuk menghadapi kematian, dengan memaksimalkan perolehan pahala dan meminimalkan perolehan dosa. Sederhana memang tetapi tidak gampang mengamalkannya. Sadar atau tidak, masih banyak kewajiban (perintah Allah swt) yang kita tinggalkan atau keharaman (larangan Allah swt) yang kita lakukan.
Jangan sia-siakan waktu yang diberikan Allah swt untuk hal yang tidak bermanfaat (mubah) apalagi perbuatan haram, isilah hidup ini dengan perbuatan baik untuk mencari ridha Allah swt. Jika hidup ini di isi dengan perbuatan baik maka insyaallah mati Husnul Khatimah (dalam keadaan baik), seperti; mati ketika shalat, puasa, membaca al-Quran, dzikir, da’wah, jihad, dll. Rekan kita Ikhwan, insyaallah mati dalam keadaan Husnul Khatimah, mati di bulan Ramadhan, hari Jum’at dan ketika berjuang mencari rezeki yang halal buat keluarganya.
Tetapi ketika hidup ini di isi dengan perbuatan maksiat atau meninggalkan kewajiban Allah swt maka mati Su’ul Khatimah (dalam keadaan buruk), seperti mati ketika mabuk, berzina, berjudi, mencuri, meninggalkan shalat, tidak berpuasa dan kemaksiatan lainnya.
Dengan demikian kita berharap ketika saatnya tiba, timbangan pahala lebih berat dari timbangan dosa sehingga selamat di akhirat nanti. Jika dirasakan waktu sebelumnya banyak melakukan dosa maka segeralah bertaubat dan berharap Allah swt mengampuni dosa itu, kemudian segera kejar setoran memperbanyak pahala karena kita tidak tahu berapa lama lagi waktu yang tersisa.
Tidak sekarang, kapan lagi?
Wallahua’lam
0 comments:
Post a Comment