Oleh: Azhari
Sesungguhnya taubat di sisi Allah hanyalah taubat bagi orang-orang
yang mengerjakan kejahatan lantaran kejahilan, yang kemudian mereka bertaubat
dengan segera, maka mereka itulah yang diterima Allah taubatnya, dan Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana (An-Nisa’ 17).
Taubat dilakukan dengan cara menyesali perbuatan yang telah
dilakukan, tidak mengulangi perbuatan yang sama dan memperbanyak amal saleh.
Begitu rahman dan rahimnya Allah swt untuk memberikan kesempatan kepada
hamba-Nya untuk kembali kejalan-Nya.
Allah swt tidak akan menolak hamba-hamba yang bertaubat,
meskipun Allah swt tidak membutuhkan taubat seseorang. Justru manusialah yang
membutuhkan taubat karena untuk kebaikan dirinya sendiri.
Batasan waktu taubat adalah disaat sudah mendekati ajal
(sakratul maut), maka tertutuplah pintu taubat.
Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang
mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di
antara mereka, (barulah) ia mengatakan : "Sesungguhnya saya bertaubat
sekarang" (An-Nisa’ 18).
Dengan tafsir ayat diatas, maka seharusnya manusia tidak
putus asa meskipun telah melakukan banyak kemaksiaatan atau selalu meninggalkan
ibadah yang diwajibkan sehingga dosanya bertumpuk, karena pintu
taubat Allah swt selalu terbuka lebar-lebar. Hanya saja taubat jangan
ditunda-tunda karena kematian bisa datang setiap saat, bahkan datang tanpa
diduga-duga.
Rujukan: Tafsir Fizhalil Qur’an
0 comments:
Post a Comment