Oleh: Azhari
Beberapa hari terakhir ini kita dijejali dengan komentar tokoh agama, pejabat pemerintah, pemimpin Ormas, dll tentang perang AS-Iraq, komentar tersebut bisa membingungkan sehingga menjauhkan kita dari pemahaman Islam. Ada dua komentar yang paling sering diungkapkan:
1. Ini bukan perang antar agama
Said Agil Al-Munawar, Menag (Republika): ''Jadi pikir-pikir dulu-lah, karena perang ini sebenarnya bukan perang agama. Ini perang murni politik untuk menguasai ladang minyak. Jadi jelas ini bukan perang agama''
Salahuddin Wahid, Ketua PBNU (Media Indonesia): "Jangan seret-seret masalah Irak ke masalah agama karena itu akan membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa kita sendiri. Masalah Irak bukan masalah agama. Kita lihat, umat agama non-Islam juga menentang keras serangan AS itu,"
Yusuf Kalla, Menko (Media Indonesia): “Menolak tegas serangan AS ke Irak dan menyatakan serangan itu bukan perang agama melainkan perang yang menghancurkan kemanusiaan”
KH Hasyim Muzadi, Ketua PBNU (Detik.com): “Perang di Irak bukanlah perang agama”
2. Mati konyol atau tidak realistis berjihad ke Iraq
Said Agil Al-Munawar, Menag (Media Indonesia): “Meminta masyarakat untuk berpikir secara matang jika ingin menunjukkan solidaritas kepada Irak dengan cara berjihad, karena di negeri itu mereka justru bisa menjadi konyol”
KH Hasyim Muzadi, Ketua PBNU (Detik.com): “Rencana pengiriman mujahidin untuk berjihad ke Irak dinilai sebagai tindakan yang tidak realistis”
Dan banyak tokoh lagi yang memberikan komentar senada dibeberapa Media elektronik dan cetak. Untuk itu mari kita kaji lebih jauh masalah perang AS-Iraq dengan fikiran jernih dalam kacamata syari’ah.
Al-Quran dan sunnah (syari’at Islam) menjelaskan kepada kita bahwa umat Islam bersaudara, mereka bagaikan sebatang tubuh dimana jika satu bagian sakit maka seluruh tubuh akan merasakan sakitnya.
Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya; satu sama lain tidak boleh saling mendzalimi, menelantarkan dan merendahkan (Al-Hadits).
Perumpamaan kaum mukmin didalam sikap welas asih, kasih sayang dan kelemah-lembutan mereka adalah seperti satu tubuh; jika salah satu anggota tubuhnya menderita sakit maka seluruh tubuhnya akan ikut mengeluh dengan merasakan demam dan panas (Al-Hadits).
Maka kewajiban seluruh kaum muslimin untuk membantu saudaranya sesama muslim saat mereka didzalimi oleh pasukan kafir (AS, Inggris & Australia). Kita harus membantu rakyat Iraq dari kedzaliman kaum kafir ini, tidak perlu lagi memandang bahwa mereka bangsa Iraq (bukan bangsa Indonesia) atau karena Saddam Husein seorang Tiran. Kita memang tidak membela Saddam tetapi hal itu tidak perlu diungkapkan, bisa menjadi bumerang karena menjadi pembenaran bagi pasukan kafir menyerang Iraq. Cukup ungkapan yang dikemukan bahwa seorang Muslim harus membantu Muslim lainnya yang teraniaya, begitulah syari’at menjelaskan.
Tolonglah saudaramu dalam keadaan menganiaya atau sedang teraniaya (HR Bukhari).
Sungguh ironis, pada saat pasukan kafir tersebut bersekutu (AS, Inggris & Australia) memerangi kaum muslimin Iraq tidak satupun negeri kaum muslimin mengirim pasukannya ke Iraq. Seharusnya kewajiban negara-negara Arab sekitar Teluk mengirim pasukannya untuk mengusir pasukan kafir tersebut dari Iraq. Pasukan kafir telah bersatu memerangi kaum muslimin Iraq tetapi kita kaum muslimin tidak bersatu melawan mereka, padahal syari’at dengan tegas menyatakan bahwa umat Islam bersaudara didunia manapun mereka berada atau apapun kebangsaannya.
Islam tidak mengenal pemisahan bangsa-bangsa (nasionalisme), nasionalisme ideologi yang dihembuskan oleh Barat untuk memecah-belah kaum muslimin sehingga mudah dihancurkan. Sebelum kejatuhan Khilafah terakhir di Turki (Utsmaniyah), umat Islam dalam satu kesatuan dan tidak mengenal nasionalisme. Setelah kejatuhannya (1924 M), maka Khilafah Islamiyah terpecah menjadi lebih dari 50 negara. Sehingga AS dan anteknya dengan mudahnya menghancurkan negeri kaum muslimin satu persatu; Afghanistan, Mindanao (Philipina selatan), Chechnya, Kashmir, Palestina, Uzbekistan, Iraq, dll, berikutnya mungkin Iran.
Bukan dari golongan kami orang-orang yang menyeru kepada 'ashabiyyah (nasionalisme/sukuisme), orang yang berperang karena 'ashabiyyah, serta orang yang mati karena 'ashabiyyah (HR Abu Dawud).
Kita memang dijadikan berbagai bangsa oleh Sang Khalik, tetapi bukan untuk berpecah belah tetapi untuk saling mengenal dan bersatu,
Wahai sekalian manusia. Kami menciptakan kamu dari seorang lelaki dan seorang perempuan, dan Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan berkabilah-kabilah, agar kamu saling berkenalan (Al-Hujurat 13).
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah dan janganlah bercerai-berai (Ali Imran 103).
Setelah kita memahami bahwa wajib membantu kaum muslimin yang didzalimi oleh kaum (pasukan) kafir, maka timbul pertanyaan: ‘Bagaimana cara membantu mereka?’.
Seluruh kaum muslimin harus membantu rakyat Iraq dari kedzaliman pasukan kafir ini dengan segala daya upaya; jiwa, harta maupun do’a. Kewajiban utama kaum muslimin sekitar daerah Teluk untuk mengirim Mujahidin (berjihad) ke Iraq untuk mengusir Pasukan Kafir. Sedangkan bagi kaum muslimin yang lokasinya lebih jauh dari Iraq dapat membantu secara materi (harta) maupun do’a.
Tetapi jika kaum muslimin seluruh dunia yang ingin berjihad ke Iraq, mereka bukan mati konyol seperti ucapan para ‘Tokoh’ itu!. Mereka tidak mati konyol tuan-tuan!, mereka mati syahid dan syurga Firdaus balasannya jika tujuannya untuk mencari ridha Allah, untuk menegakkan agama Allah. Mereka (mujahidin) adalah orang-orang yang menyambut dengan riang gembira janji Allah swt bagi orang yang mati syahid,
Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu’min, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah, lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan al-Qur’an, dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar (At-Taubah 111).
Atau tuan-tuan menganggap mereka tidak realistis! (bodoh), tetapi sebaliknya mereka adalah orang-orang yang pintar dan realistis dan mereka sadar bahwa dunia persinggahan sementara saja dari perjalanan panjang hidupnya. Mereka adalah orang-orang yang ingin menukar kehidupan dunianya dengan kehidupan akhiratnya.
Karena itu, hendaknya orang-orang yang (ingin) menukar kehidupan dunia dengan akhirat, berperang dijalan Allah (An-Nisa’ 74).
Mungkin tuan-tuan membenci jihad dan menganggap mereka bodoh (tidak realistis) para mujahidin itu!, tetapi akal tuan-tuan tidak cukup membedakan mana yang baik dan buruk karena syari’at-lah yang dapat membedakan yang baik dan buruk.
Diwajibkan atas kalian berperang, sementara perang itu adalah sesuatu yang kalian benci. Akan tetapi, boleh jadi kalian membenci sesuatu padahal ia amat baik bagi kalian, boleh jadi pula kalian menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagi kalian. Allah maha mengetahui sedangkan kalian tidak mengetahui (Al-Baqarah 216).
Untuk itu, tidak perlu memberikan komentar yang membingungkan karena kaum muslimin yang telah lemah pemahaman Islamnya akan semakin rancu lagi pemahamannya.
Ya… Allah Yang Maha Mendengar, bantulah kaum muslimin Iraq, berikanlah mereka kekuatan dan kesabaran untuk menghadapi pasukan kafir itu, tabahkanlah mereka disaat menyaksikan sanak keluarganya meregang nyawanya dengan tubuh yang tercerai berai oleh bom pasukan kafir, gemuruhkanlah semangat jihad didada mereka, turunkanlah pertolongan-Mu seperti Engkau menghancurkan pasukan kafir Quraisy. Hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan dan kami tidak akan menyekutukan-Mu dengan yang lain.
Khatimah:
Agresi pasukan kafir ini terjadi karena tidak adanya kesatuan kaum muslimin diseluruh dunia, sehingga sangat mudah dipecah-belah dan dihancurkan oleh AS dan sekutunya. Jika kaum muslimin bersatu dalam sebuah Daulah maka kita tidak akan dihina-dinakan seperti ini, tidak akan mudah dilumatkan satu persatu oleh AS dan sekutunya.
Hari ke 5 agresi pasukan kafir (AS, Inggris dan Australia) kenegeri kaum muslimin Iraq.
Wallahua’lam
0 comments:
Post a Comment