Oleh: Azhari
Mencuatnya ide-ide nyleneh yang diusung kelompok sekuler membuat umat Islam yang masih awam semakin bingung, apakah ide-ide ini sesuai syari’at atau tidak. Karena hujjah yang mereka sampaikan seolah-olah hasil penafsiran yang benar. Jargon-jargon yang mereka munculkan semisal ‘Islam yes politik no’, ‘Islam tidak mengenal negara’, ‘Jangan campur-adukkan agama dengan politik’ dan lain-lainnya menunjukkan pemikiran sekuler mereka.
Mereka kemudian mengeluarkan ide-ide nyleneh lain semisal Inklusivisme yang meyakini bahwa pada dasarnya agama itu sama benarnya maka setiap manusia yang shaleh apapun agamanya maka ia akan masuk syurga; dibolehkannya muslimah dikawini oleh laki-laki ahli kitab; haji dibolehkan selain dibulan Dzulhijjah; jilbab tidak wajib karena merupakan kebudayaan Arab, dll.
Mereka bisa jadi sebagai rektor IAIN, Dosen IAIN, Ketua Ormas Islam yang besar, Menteri Agama, tokoh Islam, cendekiawan muslim, Kiai, dll. Mereka sangat anti dengan syari’at Islam dan saat diklarifikasi dengan manis mereka berkelit bahwa: ‘Belum cocok diterapkan sekarang’ atau ‘Tidak sesuai dengan masyarakat Indonesia yang plural’, dll. Dan kalau kita telaah lebih dalam maka terlihat benang merahnya bahwa mereka ini adalah manusia-manusia didikan Barat yang telah diracuni dengan pemikiran sekuler dan menafikan keberadaan syari’at untuk mengatur seluruh sisi kehidupan manusia. Umumnya mereka didikan Barat semisal Univ. Columbia AS, Chicago AS, Mc Gill Kanada, Osborne Perancis atau beberapa University di Australia.
Sungguh bukan hal yang aneh mereka yang telah dididik oleh Barat dan kemudian sekembalinya akan membawa ide-ide Barat yang bertentangan dengan syari’at Islam. Karena Barat mempunyai agenda tersendiri, dengan memberikan bea siswa kepada mereka dengan imbalan memperjuangkan ide-ide Barat sekuler sehingga semakin menjauhkan umat dari pemahaman Islam. Dan ini tidak hanya terjadi di Indonesia, di Timur Tengah juga mengalami hal yang sama.
Sebuah kisah dari Napoleon Bonaparte menunjukkan bagaimana strategi Barat untuk menghancurkan Islam. Napoleon meletakkan Al-Quran ditengah-tengah karpet, dan meminta pendapat para Panglimanya cara mengambil Al-Quran ditengah-tengah karpet tanpa menginjak karpet. Beragam ide yang muncul dan umumnya para Panglima mengemukakan strategi dengan mengambil sendiri Al-Quran tersebut. Kemudian Napoleon menjawab bahwa semua hal itu salah, cara yang benar adalah dengan memberikan pemahaman bahwa Al-Quran yang mereka agung-agung itu telah kuno dan berlaku pada 14 abad yang lalu serta tidak bisa diterapkan lagi dizaman modern ini, sehingga melemahkan keyakinan Umat Islam terhadap kebenaran Al-Quran dan akhirnya mereka sendiri yang akan mencampakkan Al-Quran itu dari tengah karpet. Artinya, umat Islam hanya mengambil hal-hal yang berhubungan dengan ibadah dan akhlaq saja, tetapi mencampakkan hal-hal yang berhubungan dengan pengaturan seluruh sisi kehidupannya. Dan untuk melemahkan keyakinan umat Islam itu, tentu lebih efektif melalui mulut-mulut mereka yang mempunyai julukan tokoh Islam, cendekiawan muslim, Kiai, politikus muslim dan sebagainya.
Tulisan ini sebagai bahan renungan bagi anda-anda mahasiswa atau dosen yang memperoleh bea siswa dari Barat untuk mempelajari Islam, agar kembali berfikir maksud dan tujuan mereka dibalik bantuan itu. Kita memang bukan anti Barat, silahkan mempelajari kemajuan sains dan teknologi dari mereka. Tetapi belajar Islam, bukankah sebaiknya kepada sumber Islam dan tempat berkumpulnya para ulama Islam semisal negara-negara Arab dan Timur tengah.
Tentu mereka tidak akan memberikan cuma-cuma tanpa mengharapkan suatu imbalan, dan tentu saja hal ini tanpa kita sadari. Yakinlah mereka tidak akan rela kepada Islam dan berusaha dengan segala cara menghancurkannya. Akankah anda-anda mengorbankan dunia yang merupakan tempat singgah sementara ini dan mengabaikan kehidupan akhirat yang abadi.
Tanggapan-tanggapan yang muncul dari milis ini dari para didikan Barat ini sudah mulai terlihat, hal ini dapat dilihat dari komentar mereka yang meremehkan berdirinya sebuah Khilafah Islamiyah, mengungkapkan kebobrokan Khilafah Islamiyah, mentakwilkan ayat sesuai dengan hawa nafsunya, merujuk kepada buku-buku Barat semisal menguraikan tentang korupsi, dll. Sungguh sangat membahayakn pemikiran mereka dan kontraproduktif dengan penerapan syari’at Islam, sehingga anda perlu hati-hati dengan pemikiran mereka.
Begitu banyak peringatan Allah swt agar berhati-hati terhadap tipu daya Barat sekuler ini, seharusnya menjadi renungan bagi orang-orang yang berakal.
Hai orang yang beriman, jika kamu mengikuti sebahagian dari orang-orang yang yang diberi Alkitab, niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi orang kafir sesudah kamu beriman (Ali Imran 100).
Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka (Al-Baqarah 120).
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang diluar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu (Ali Imran 118).
Sungguh, telah nyata kebencian pada mulut-mulut mereka, dan apa yang tersembunyi didalam dada-dada mereka adalah lebih besar lagi. Kami telah menjelaskan ayat-ayat Kami kepada kalian jika kalian memang orang-orang yang berakal (Ali Imran 118).
Mereka tidak henti-hentinya memerangi kalian sampai mereka (dapat) mengembalikan kalian dari agama kalian (kepada kekafiran) seandainya mereka mampu (Al-Baqarah 217).
Sesungguhnya orang-orang kafir itu merupakan musuh nyata bagi kalian (An-Nisâ 101).
Sebagian ahli kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran (Al-Baqarah 109).
Orang-orang kafir itu membuat tipu daya (makar), dan Allah membalas tipu daya (makar) mereka itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya (makar) (Ali Imran 54).
Wallahua’lam
0 comments:
Post a Comment