MAFAHIM ISLAM

MEMAHAMI ISLAM DENGAN MUDAH

Oleh: Azhari

Gencarnya perjuangan untuk kembali kepada syari’at Islam yang dilakukan oleh partai-partai Islam, baik yang di dalam Parlemen maupun di luar Parlemen, membuat gerah Partai sekuler seperti: Partai Golkar, PDIP dan Demokrat. Berbagai manuver mereka lakukan, antara lain membangun satu kekuatan antara Golkar dan PDIP di Medan, membuka wacana untuk menggunakan azas tunggal Pancasila sebagai dasar ormas, bahkan terang-terangan menyatakan bahwa Partai-partai Islam adalah musuh ideologis mereka.

Mereka lontarkan wacana azas tunggal dengan alasan bahwa Pancasila masih membuka ruang demokrasi dan pluralisme, menumbuhkan semangat nasionalisme dan patriotisme yang mulai memudar.1,2,3 Padahal Partai-partai sekuler inilah yang telah melakukan kerusakan di negeri ini.

Ketika Golkar berkuasa selama 32 tahun mereka raup kekayaaan negara dengan melakukan korupsi besar-besaran, 30% dana pembangunan bocor ke kantong-kantong koruptor yang menjadi penguasa saat itu. Ketika PDIP berkuasa mereka lelang murah aset-aset negara (BUMN) dengan alasan privatisasi, tentu saja hasil penjualan menghasilkan komisi berlimpah baik untuk partai maupun pribadi. Begitu juga ketika Partai Demokrat berkuasa saat ini, korupsi bukannya berkurang malah makin menjadi-jadi. Kemudian untuk menggolkan azas tunggal mereka gunakan alasan nasionalisme dan patriotisme, memperkaya diri sendiri dan golongannya sementara membiarkan rakyat semakin miskin, melarat dan sekarat. Apa ini bukan sikap munafik!

Sejarah Lahirnya Azas Tunggal

Legitimasi azas tunggal Pancasila melalui UU No. 8 Th 1985, proses lahirnya UU ini mempunyai sejarah panjang yang kelam. Diawali saat pidato Presiden Soeharto pada tanggal 27 Maret 1980, Soeharto menegaskan bahwa Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia yang tunggal. Diulangi lagi di depan pasukan Kopasanda Jakarta pada tanggal 16 April 1980, bahwa dengan nada keras Soeharto menyatakan perang kepada ideologi-ideologi selain Pancasila (Kompas, Jakarta 1980).

Pidato kenegaraan 16 Agustus 1982 di DPR menegaskan lagi bahwa ideologi Pancasila satu-satunya azas ormas. Pada tanggal 9 Oktober 1984 RUU Ormas diluncurkan dengan berbagai reaksi dari beberapa ulama diantaranya dari BKSPP Jabar. Setelah banyak tekanan dari penguasa, terutama dalam kasus Tanjung Priok 12 September 1984 dimana 420 muslim di bantai maka umat Islam dengan terpaksa menerima azas tunggal ini. Tanggal 17 Juni 1985 disahkan UU No. 8 Tahun 1985 oleh DPR, dimana saat itu itu DPR dikuasai secara mutlak oleh Partai Penguasa (Partai Golkar) Lihat 4 hal 104-106 Penentangan umat Islam terhadap UU ini menjadi surut karena kuatnya cengkeraman penguasa, salah satunya dengan melakukan shock therapy berupa pembantaian umat Islam pada kasus Tanjung Priok.

UU No. 8 Th 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan bertujuan untuk mengatur Partai dan Ormas agar berazas tunggal Pancasila sebagai syarat terdaftar resmi di Depdagri, sehingga agak aneh jika Partai dan Ormas yang berazaskan Islam bisa lolos terdaftar resmi di Depdagri.

Mengamati kelahiran azas Tunggal Pancasila melalui UU No. 8 Th 1985 dan manuver golongan sekuler yang ingin mengembalikan azas Tunggal Pancasila, hal ini menunjukkan bahwa masih eksisnya pendukung diktator meskipun diktatornya sendiri sudah tumbang. Dengan kehadiran mereka akan membuat kehidupan kaum muslimin kembali di bawah bayang-bayang kejamnya penguasa diktator.

Demokrasi Tidak Pernah Sempurna

Ini bukti nyata kelemahan sistem demokrasi yang mendewakan kebebasan. Ketika keran demokrasi di buka maka bermunculan Partai-partai berazaskan Islam, tetapi ketika Partai-partai ini menunjukkan taringnya maka dibatasi kembali dengan jargon kembali ke azas tunggal. Kebebasan dan pembatasan, keduanya masih dalam lingkup demokrasi juga. Lantas, bagaimana bentuk ideal demokrasi itu?, demokrasi jelas tidak akan pernah ideal karena ini produk manusia yang sarat kepentingan golongan, sebuah produk ideal hanya bisa datang dari Allah Yang Maha Adil tanpa mempedulikan kepentingan golongan tertentu, yakni sistem Islam.

Wallahua’lam

Maraji’:
1. Detik.com, 15 September 2007: Golkar dorong asas tunggal, Partai Islam siap melawan
2. Detik.com, 15 September 2007: Sekretaris FPD: Asas tunggal baru aspirasi daerah
3. Detik.com, 17 September 2007: PDIP juga dukung asas tunggal
4. Sejarah perjuangan umat Islam Indonesia, Abdul Qadir Jaelani, Yayasan PIMA, 1999

0 comments:

AZHARI

AZHARI

Renungan

KEBERANIANKU TIDAK AKAN MEMPERPENDEK UMURKU

KETAKUTANKU TIDAK AKAN MEMPERPANJANG UMURKU

AKU AKAN TERUS BERJUANG SEMAMPUKU

UNTUK KEBENARAN DAN KEADILAN

HINGGA ALLAH MEMANGGILKU PULANG

ALLAHU AKBAR !



free counters

Pernyataan

Silahkan mengutip artikel di blog ini karena hak cipta hanya milik Allah swt.