Oleh: Azhari
Mantan Presiden Soeharto saat ini berumur 87 tahun (lahir 8 Juni 1921), Soeharto terbaring sakit dan mengalami kegagalan multi organ (jantung, ginjal dan paru-paru), sehingga harus di bantu peralatan untuk bertahan hidup. Manusia tertua saat ini berasal dari Jepang, seorang wanita bernama Yone Minagawa berumur 114 tahun, umur rata-rata penduduk Jepang paling panjang di dunia; pria 78,5 tahun dan wanita 85,5 tahun. Sedangkan penduduk Eropa rata-rata 76 tahun (Swedia 78,4 tahun, Inggris 76,9 tahun dan Perancis 76,7 tahun), AS 74,8 tahun, Rusia 59 tahun, Cina 70 tahun, Lihat 1 sedangkan Indonesia 67 tahun. Artinya, sangat jarang manusia mencapai umur lebih dari seratus tahun, bahkan baru mendekati 100 tahun saja sudah mengalami kerusakan beberapa organ. Meskipun Nabi Nuh berumur hingga 950 tahun (al-Ankabut 14), tetapi ini manusia zaman dahulu.
Hidup ini singkat maka jangan disia-siakan dan nikmatilah dunia ini dengan segala kemewahannya, ini motto para penganut hedonisme. Sementara bagi orang beriman mempunyai prinsip bahwa hidup ini singkat, jangan di isi dengan perbuatan dosa dan segala sesuatu yang sia-sia (tidak ada pahala).
Jika di kaji lebih jauh maka banyak perbuatan sia-sia yang sering kita lakukan tanpa sadar, sia-sia artinya tidak menghasilkan apa-apa (mubah: tidak ada pahala maupun dosa). Perbuatan yang tergolong mubah (boleh), misal: olah raga, wisata, menonton TV, tidur atau mengobrol. Meskipun perbuatan mubah ada manfaatnya secara duniawi, seperti: meningkatkan kesehatan, mempererat kerabat atau menambah pengetahuan/informasi, tetapi yang dimaksud disini adalah jangan berlebihan sehingga melalaikan kita untuk mengingat Allah swt.
Perbuatan mubah bisa menjadi haram jika sampai meninggalkan kewajiban atau menjurus kepada kemaksiaatan. Menonton pertandingan bola di Stadion mubah tetapi jika kumandang adzan Ashar diabaikan maka ini termasuk perbuatan haram. Menonton TV mubah tetapi jika menonton infotainment yang penuh dengan ghibah (gunjing), jelas perbuatan haram. Olah raga mubah tetapi jika dibarengi dengan taruhan (judi) menjadi haram, serta banyak contoh lainnya.
Bagaimana jika seseorang tidak tahu telah meninggalkan kewajiban atau melakukan keharaman?, ini agak repot memang tetapi tidak bisa dijadikan sebagai dalih untuk mencari pembenaran. Allah swt telah mengutus Muhammad saw untuk menjelaskan risalahnya, al-Quran dan hadits telah dibukukan, para Ulama/Ustadz/Da’i (pewaris Nabi) telah berda’wah melalui mimbar mesjid, media cetak dan elektronik. Jadi, seharusnya tidak ada alasan lagi mengaku tidak tahu, kecuali jika bertempat tinggal di Puncak Gunung, tidak memperoleh informasi apapun tentang Islam; terpencil, terkucil dan terisolir maka status manusia seperti ini Allah swt yang akan memutuskan.
Untuk menghindari karena ketidaktahuan sehingga tanpa sadar meninggalkan kewajiban atau melakukan keharaman maka perlu mempelajari Islam. Allah swt telah mengatur agama ini dengan sempurnanya; bagaimana berhubungan dengan Sang Khaliq, sesama makhluk dan diri sendiri dalam masalah aqidah, ibadah, mu’amalah dan akhlaq. Ketika telah tahu (paham/aqliyah) maka harus ditindaklanjuti dengan perbuatan (amal/nafsiyah). Sudah paham tetapi masih melanggar berarti ”nekad”, tidak paham tetapi tidak mau belajar berarti ”lebih nekad lagi” Seorang hamba yang taqwa selalu berhati-hati dalam menjalani setiap langkah kehidupannya, tahu hukumnya dahulu sebelum berbuat atau seperti melangkah di atas batu yang tajam.
Perbuatan maksiat yang sudah diketahui berdosa tetapi masih melakukannya, ini jelas perbuatan nekad karena sudah tahu berdosa tetapi masih melakukan juga. Meskipun dibarengi dengan mohon ampun kepada Allah swt atas perbuatan dosa tersebut, tetapi jika diulangi lagi di lain waktu maka belum termasuk taubat yang sungguh-sungguh (taubat nasuha). Karena taubat disamping memohon ampun, juga harus diiringi dengan menyesali perbuatan dan berjanji tidak akan mengulangi lagi.
Jadi seharusnya hidup ini digerakkan untuk menggeser perbuatan mubah menjadi sunnah, disamping (tentu saja) tidak meninggalkan kewajiban. Juga, menghindari perbuatan dosa sekecil apapun, tetapi jika tidak bisa dihindari maka segera istighfar (mohon ampun) dan diimbangi dengan kebaikan (ibadah sunah) sehingga dosa-dosa kecil bisa terhapuskan.
Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat. (Hud 114).
Bertaqwalah kepada Allah dimanapun engkau berada, iringilah perbuatan jelekmu dengan kebaikan yang akan menghapusnya dan bergaullah dengan manusia dengan akhlaq yang baik (HR At-Tirmidzi).
Wallahua’lam
Maraji’:
1. http://www.antara.co.id/, 2 Juli 2007: Perempuan Fukuika Jadi Manusia Tertua di Dunia
3. Tasawuf Antara Agama dan Filsafat, DR. Ibrahim Hilal, Pustaka Hidayah, cetakan I, Januari 2002
4. Mukjizat dan Karamah para Wali, Ibnu Taimiyah, Pustaka Azzam, cetakan I, Oktober 2001
5. Bulughul Maram, Ibnu Hajar Al-’Asqalani, Penerbit Diponegoro, cetakan XXVI, tanpa tahun
6. Demikianlah Kaum Sufi Berbicara, DR. Sara Sviri, Pustaka Hidayah, cetakan I, April 2002
0 comments:
Post a Comment