MAFAHIM ISLAM

MEMAHAMI ISLAM DENGAN MUDAH

Oleh: Azhari

Seandainya bumi tidak setia mengelilingi matahari maka tidak ada siang dan malam dan tidak bisa kita menghitung umur. Bumi menjadi gelap dan beku, tidak ada satupun makhluk hidup yang sanggup bertahan. Jika peredaran galaksi tidak sesuai dengan sunnatullah maka mereka akan saling bertabrakan dan dunia akan kiamat.

Seandainya manusia tahu umurnya atau kapan dia akan mati, tentu dia ingin hidup bebas sesuka hatinya tanpa mengikuti norma-norma manapun, berbuat maksiat tanpa takut sanksinya. Kemudian ketika mendekati ajal dia akan bertaubat dan berharap masuk syurga. Atau dia mengalami stres berat ketika ajal menjelang, bulan, hari, jam, menit dan detik berjalan sangat cepat, sungguh penderitaan luar biasa ketika tahu kapan akan mati. Seandainya kita tidak diberikan sifat pelupa oleh Sang Khaliq, tentu kita akan selalu menderita, sedih dan dendam karena selalu ingat musibah yang pernah menimpa.

Seandainya hewan itu berakal, tentu mereka tidak akan mau dipekerjakan untuk membajak sawah atau mengangkut orang/barang tanpa upah dan tunjangan yang memadai. Tentu mereka tidak akan menurut ketika di cucuk hidungnya, dia akan berusaha memberontak dan menuntut hak-haknya (demonstrasi).

Betapa banyak ”seandainya” ini jika mau di urut. Dengan segala keteraturan alam dan kesempurnaan penciptaan maka mustahil makhluk hidup, bumi, langit dan seisinya tecipta dengan sendirinya. Sama mustahinya ketika seseorang bilang bahwa sebuah mobil sudah ada begitu saja tanpa ada pabrik yang membuatnya. Semua yang ada di dunia pasti ada yang menciptakannya, tentu saja berbeda wujud makhluk dengan Penciptanya. Dengan demikian, sulit menafikan keberadaan Allah swt, justru lebih mudah menafikan ketidak-beradaannya.

Ciptaan Perlu Manual

Ketika suatu produk/alat diciptakan maka diperlukan sebuah manual (aturan) agar alat tidak salah fungsi. Saat kita membeli sebuah TV maka akan dilengkapi dengan ”manual” yang menjelaskan fungsi tombol-tombol, cara mengoperasikan, beberapa penyebab jika alat mati dan cara mengatasinya.

Sebuah produk/alat ciptaan manusia saja dilengkapi manual agar alat berfungsi dengan baik, tidak rusak akibat salah dalam menggunakan. Maka sungguh tidak masuk akal (mustahil) penciptaan manusia yang sangat kompleks dan rumit tidak dilengkapi dengan sebuah manual. Sebuah TV yang tidak berakal yang hidupnya tergantung dari manusia membutuhkan sebuah manual, bagaimana mungkin manusia yang mempunyai akal sempurna tidak membutuhkan manual untuk menjalani kehidupannya?

Manual yang di maksud berupa wahyu yang telah diturunkan Allah swt kepada manusia, wahyu ini diturunkan kepada para Nabi mulai dari manusia pertama Adam as hingga Nabi terakhir Muhamad saw. Tentu Allah swt bersikap adil dengan menurunkan aturan berupa wahyu, mengutus nabi untuk menjelaskannya, kemudian menghukum mereka yang melanggar aturan. Bukankah kita marah jika Pak Polisi menilang kendaraan tanpa memberitahukan kesalahan dan peraturan mana yang kita langgar.

(Dan) Kami tidak akan mengadzab sebelum Kami mengutus seorang rasul (Al-Isra’ 15).

Khusus kepada Muhammad saw sebagai nabi terakhir, manual itu berupa Al-Quran dan as-sunnah sebagai panduan bagi seluruh umat manusia akhir zaman.

Manual ini (Al-Quran dan as-sunnah) tidak hanya berfungsi mengatur tata cara penyembahan kepada Allah swt, yang kita kenal dengan ibadah. Allah swt telah menciptakan manusia dengan sempurna tentu manualnya harus sempurna pula. Misal, Allah swt hanya mengatur tata cara ibadah saja tetapi tidak mengatur interaksi sesama manusia (mu’amalah). Seseorang rajin shalat, tetapi dia juga berzina sehingga merusak kelangsungan keturunan manusia, dia hanya berani berbuat tetap tidak berani tanggung jawab.

Untuk itu Allah swt membuat aturan menikah (Ar-Rum 21) dan memberikan sanksi berat bagi pelanggarnya dengan di rajam hingga mati bagi penzina yang telah menikah/muhshan (HR Bukhari, Muslim dan Ahmad) dan cambuk 100 kali bagi yang bujangan/ghairu muhshan (An-Nur 2).

Hukum zina salah satu contoh aturan Allah swt dalam hal mu’amalah (di luar aktifitas ibadah), begitu banyak aturan mu’amalah yang lain, seperti: bidang politik, ekonomi, sosial, budaya dan peradilan yang tertera dalam Al-Quran dan as-sunnah. Sehingga tidak di kenal dalam Islam pemisahan antara kehidupan bermasyarakat dan bernegara dengan aturan agama (sekulerisme). Islam tidak terkungkung hanya di rumah, mesjid dan kajian-kajian, tetapi Islam seharusnya diterapkan real dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Islam dan Negara

Tidak masuk akal, sebuah hukum diterapkan tanpa di adopsi menjadi UU positif dan Negara sebagai pelaksananya. Jika demikian, bisa saja sekelompok orang menghukum mati seorang penzina, kemudian keluarga terhukum melakukan balas dendam atas kematiannya. Terjadi kekisruhan ditengah masyarakat jika hukum ditegakkan bukan oleh Badan yang berwenang (Negara). Untuk itu Islam membutuhkan sebuah Negara untuk menjalankan aturan-aturan secara total (kaafah) berdasarkan Al-Quran dan as-sunnah.

Kekacauan yang terjadi saat ini tidak terlepas dari diabaikannya oleh negara penetapan hukum (syari’at) Islam untuk mengatur kehidupan. Krisis global yang terjadi saat ini, salah satunya akibat dilegalkan sistem ribawi. Tingginya tingkat kriminalitas karena tidak diterapkannya hukum qishash bagi pembunuh, seseorang akan berfikir seribu kali sebelum berbuat jika hukuman pembunuh adalah di bunuh juga. Maraknya pemerkosaan dan pelecehan seksual karena tidak diterapkannya aturan menutup aurat, pemisahan pria-wanita dan pembatasan pornografi. Kemelaratan rakyat karena tidak diaturnya sumber daya alam sesuai dengan Islam, kekayaan alam digadaikan kepada swasta lokal dan asing sehingga rakyat tidak menikmati kesejahteraan meskipun kekayaan alam itu berada didaerahnya (Irian, Aceh, Riau, Kalimantan, dll.).

Dengan demikian, mau Pemilu berapa kalipun atau mau Presiden di ganti dengan siapapun, selama dasar (sistem) negara masih menganut sistem sekuler yang memisahkan kehidupan bermasyarakat dan bernegara dengan aturan agama, atau tidak menjadikan syari’at Islam sebagai aturan kehidupan maka tidak akan pernah ada perubahan yang signifikan untuk mewujudkan kemakmuran rakyat. Semuanya hanya fatamorgana dengan janji-janji kosong, bagaikan pungguk merindukan bulan.

Apakah hukum jahiliyah (selain Islam) yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin? (Al-Maidah 50).

Karena sistem sekuler bertentangan dengan fitrah manusia dan tidak diridhai Allah swt, tidak diridhai oleh orang tua saja kehidupan tidak nyaman apalagi tidak diridhai oleh Allah swt.

Wallahua’lam

Bahan Bacaan:
1. Tafakur di Galaksi Luhur, Dedy Suardi, Penerbit Remaja Rosdakarya, cetakan 4, 1996
2. Menjawab Kaum Ateis, Ja'far ash-Shadiq, Pustaka Hidayah, cetakan 1, Desember 2006
3. Catatan dari Penjara, Abu Bakar Ba'asyir, Penerbit Mushaf, cetakan 1, Juli 2006
4. Fikih Mengubah Kemungkaran, Mahmud Taufik Muhammad Sa’ad, Najla Press, cetakan 1, Desember 2007

0 comments:

AZHARI

AZHARI

Renungan

KEBERANIANKU TIDAK AKAN MEMPERPENDEK UMURKU

KETAKUTANKU TIDAK AKAN MEMPERPANJANG UMURKU

AKU AKAN TERUS BERJUANG SEMAMPUKU

UNTUK KEBENARAN DAN KEADILAN

HINGGA ALLAH MEMANGGILKU PULANG

ALLAHU AKBAR !



free counters

Pernyataan

Silahkan mengutip artikel di blog ini karena hak cipta hanya milik Allah swt.