Oleh: Azhari
Liburan akhir tahun berakhir. Banyak orang memanfaatkannya dengan mengajak keluarga jalan-jalan, makan-makan atau belanja. Kasus yang sama, acara-acara TV menampilkan wisata lokal atau mancanegara, makan-makan dengan istilah wisata kuliner atau belanja barang dengan berbagai mode. Tidak ada salahnya, tetapi perlu di ingat bahwa hidup tidak hanya sekedar itu.
Kesenangan Belaka
Dunia penuh dengan kesenangan hidup, maka Al-Quran memberikan istilah yang sangat tepat kehidupan dunia sebagai senda gurau.
Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui (Al-Ankabut 64).
Ya, dunia hanyalah senda gurau dan permainan belaka dan akhirat tempat abadi, sehingga seharusnya hidup ini dimanfaatkan untuk meraih kehidupan abadi itu.
Kebanyakan orang dalam memperjuangkan kehidupan dunia begitu seriusnya, berangkat kerja pagi dan pulang malam hari, bahkan masih tidak cukup di tambah lagi dengan usaha sampingan. Fikiran, waktu dan tenaga dikerahkan habis-habisan untuk meraih harta dan jabatan.
Sementara untuk akhirat dia hanya memanfaatkan waktu yang tersisa dari kesibukan dunia tersebut. Shalat di akhir waktu setelah semua meeting berakhir, bersedekah dari receh yang tersisa, menambah ilmu agama seminggu sekali ketika Jum’atan kadang tertidur pula atau Al-Quran berdebu tak terbaca.
Jika hal ini yang terjadi maka apa bedanya kita dengan orang-orang kafir?, yang mengutamakan kehidupan dunia dan lalai untuk persiapan akhirat.
Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat lalai (Ar-Rum 7).
Banyak Menangis dan Sedikit Tertawa
Mungkin kita pernah melihat orang yang banyak becandanya, disertai dengan omongan jorok kemudian tertawa terpingkal-pingkal. Banyak ketawa seperti ini akan mematikan hati sehingga lupa akan kematian.
Kita seharusnya banyak merenung atas dosa-dosa masa lalu, amal saleh yang masih saja dalam ukuran minimalis, kemudian bertekad untuk selalu memperbaiki diri dari waktu ke waktu.
Jika mengingat apa yang akan terjadi setelah kematian, maka membuat kita lebih banyak menangis daripada tertawa. Di kubur sendirian, sempit dan gelap, serta azab kubur yang akan menimpa. Dahsyatnya padang mahsyar dan keputusan yang akan di terima masuk syurga atau neraka. Pedihnya azab neraka, bahkan siksa paling ringan ketika dipakaikan sandal besi merah menyala ke kaki seseorang sehingga otaknya meleleh.
Maka hendaklah mereka sedikit tertawa dan banyak menangis, sebagai pembalasan dari apa yang selalu mereka kerjakan (At-Taubah 82).
Wallahua’lam
0 comments:
Post a Comment