Oleh: Azhari
Dalam kitab “Ensiklopedia Sahih Hadits Qudsi”, karangan Muhammad Nashiruddin Al-Albani, diuraikan (syarah) beberapa hadis yang sangat bermanfaat.
Berfikirlah kalian tentang nikmat Allah, dan janganlah kalian memikirkan tentang (dzat) Allah (HR. Thabrani dan Baihaqi).
Manusia dianjurkan untuk berfikir (tafakkur) atas segala nikmat Allah swt, tetapi jangan memikirkan tentang dzat Allah karena akal manusia tidak akan pernah bisa menjangkaunya.
Semakin manusia tafakkur atas semua ciptaan Allah swt maka merasa sebagai makhluk yang lemah dan makin yakin keagungan Allah swt, sehingga makin takut dan ta’at beribadah kepada-nya.
Wafiianfusikum afalaa tubshiruun; Dan pada dirimu sendiri, maka apakah kamu tidak memperhatikan? (Adz-Dzariyat 21). Dalam kitab “Ibnul Qayyim berbicara tentang manusia dan semesta”, karangan Anas Abdul Hamid al-Quz, digambarkan betapa sempurnanya fungsi jantung.
Jantung manusia seberat 312 gram (sekepalan tangan), berdenyut 60-80 kali permenit atau 40 juta kali setahun. Untuk memompakan darah keseluruh tubuh manusia melalui aliran darah sepanjang 150 km.
Jika jantung berdenyut lambat maka otak kekurangan oksigen dan menjadi rusak. Lantas Siapakah yang mengatur demikian sempurnanya kinerja jantung, secara teratur berdenyut 60—80 kali permenit sehingga seluruh jaringan tubuh tidak kekurangan makanan dan oksigen yang dibawa oleh darah?
Belum lagi pengaturan miliaran planet-planet di galaksi, sedikit saja kekeliruan bisa saling berbenturan dan dahsyat akibatnya. Siapakah yang membuat segala keteraturan itu?
Dengan melihat kesempurnaan dan keteraturan sistem kehidupan maka makin yakin keberadaan Allah swt. Berbeda halnya dengan ciptaan manusia, banyak kekurangan pada alat ciptaannya.
0 comments:
Post a Comment