Oleh: Azhari
Dalam kitab “Ensiklopedia Sahih Hadits Qudsi”, karangan Muhammad Nashiruddin Al-Albani, diuraikan (syarah) beberapa hadis yang sangat bermanfaat.
Seorang mukmin jika berbuat satu dosa, maka ternodalah hatinya dengan senoktah warna hitam. Jika dia bertaubat dan beristighfar, hatinya akan kembali putih bersih. Jika ditambah dengan dosa lain, noktah itupun bertambah hingga menutupi hatinya. Itulah karat yang disebut-sebut Allah dalam ayat; ‘Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka’ (Al-Muthaffifin 14) (HR At-Tirmidzi).
Jika manusia berbuat maksiat maka hatinya ternoda hitam, jika dia bertaubat maka noda hitamnya hilang dan hatinya menjadi bersih. Untuk itulah kita dianjurkan untuk segara bertaubat setiap melakukan kemaksiaatan. Noda hitam yang dimaksud tidak terlihat secara dzahir namun tersembunyi secara batin.
Jika kemaksiaatan tidak diikuti dengan taubat (istighfar) maka noda hitam tidak hilang, jika kemaksiaatan dilakukan berulang-ulang maka noda hitamnya makin banyak.
Jika hati telah ditutupi oleh noda hitam maka sangat sulit menerima kebenaran, ketika berbuat maksiat tidak ada lagi merasa bersalah. Akibatnya, hati menjadi keras dan tidak ada lagi rasa takut kepada Allah swt, merasa bebas untuk melanggar aturan Allah swt (meninggalkan kewajiban dan melakukan larangan Allah swt), dia akan berbuat sesuka hatinya sendiri.
Berbeda halnya dengan orang yang hatinya bersih, selalu merasa was-was setiap melakukan kemaksiaatan sehingga dia segera bertaubat.
0 comments:
Post a Comment