Oleh: Azhari
Dalam kitab “Ensiklopedia Sahih Hadits Qudsi”, karangan Muhammad Nashiruddin Al-Albani, diuraikan (syarah) beberapa hadis yang sangat bermanfaat.
Sesungguhnya orang yang paling buruk kedudukannya disi Allah pada hari kiamat adalah orang yang ditinggalkan orang lain karena menghindar keburukannya (HR Abu Dawud, Trimidzi & Baihaqi).
Meskipun seseorang mempunyai sifat buruk, baik perbuatan dan perkataannya, kadang kita sulit berlepas diri darinya karena alasan pertemanan.
Sebetulnya Islam mengatur hal seperti ini. Ada dua hal yang bisa dilakukan dalam menyikapi masalah ini; mudarah dan mudahanah. Mudarah adalah dengan menghindar dari perbuatan buruk seseorang karena sifatnya bertentangan dengan aturan Islam. Sedangkan mudahanah dengan berusaha tetap menjaga pertemanan dan mencari muka, meskipun perbuatan buruknya merusak karena bertentangan dengan Islam. Artinya, dengan melakukan mudaharah berarti kita telah mengorbankan syari’at untuk kepentingan dunia.
Bisa saja kita tetap mempertahankan pertemanan dengan harapan mampu merubah sifat buruknya, tetap jika sifatnya sulit diubah karena memang sudah menjadi karakter maka sebaiknya menghindar dari orang tersebut (mudarah). Sebagian Ulama memperingatkan untuk segera menghindar dari orang tersebut karena khawatir perbuatannya termasuk dosa besar.
Sikap mudaharah dan mutahanah ini tidak sebatas masalah pertemanan, tetapi cakupan luasnya dalam kehidupan sehari. Sikap kita ketika ada tahlilan saat tetangga meninggal, tetap melakukan meeting disaat waktu shalat sudah hampir habis, menghadiri pesta perkawinan campur aduk pria-wanita dan makan sambil berdiri serta kasus-kasus lainnya.
0 comments:
Post a Comment