MAFAHIM ISLAM

MEMAHAMI ISLAM DENGAN MUDAH

Oleh : Azhari


Dan janganlah sekali-kali kamu (Muhammad) mengira, bahwa Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang zalim. Sesungguhnya Allah memberi tangguh kepada mereka sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak (Ibrahim 42).

 

Allah tidak lalai terhadap mereka (orang-orang zalim), mengabaikan dan tidak akan menghukum mereka atas perbuatannya. Namun justru untuk menambah hukuman bagi mereka, sehingga mata mereka terbelalak karena kengerian azab pada hari kiamat.

 

Sebagai tambahan,

Allah tidak melupakan perbuatan pemimpin zalim dan orang zalim pada umumnya, Allah hanya menangguhkan azab bagi mereka. Allah tidak mengazab mereka didunia tapi azab akhirat lebih dahsyat sehingga mata mereka terbelalak (melihat kengerian).

 

Sehingga jika kita menyaksikan kezaliman saat ini dan tidak berdaya menghadapinya, maka jangan khawatir Allah Yang Maha Adil akan membalasnya diakhirat nanti. Tidak ada waktu lagi untuk bertaubat dan semua penyesalan sudah terlambat. Ayat ini ancaman bagi pemimpin zalim dan hiburan bagi orang-orang yang teraniaya (dizalimi).

 

Tafsir Ibnu Katsir

Wallahua’lam

Oleh : Azhari


Dan Dia telah memberikan kepadamu dari segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghitungnya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah) (Ibrahim 34).

 

Dia telah menyediakan bagimu apa yang kamu butuhkan, apa yang kamu minta dengan ucapan maupun tindakanmu.  Manusia sama sekali tidak akan mampu menghitung nikmat-Nya, apalagi mensyukurinya.

 

Thalaq bin Habit ra menjelaskan bahwa hak Allah yang harus diberikan oleh hamba terlalu berat untuk dikerjakan, nikmat Allah itu terlalu banyak untuk dapat dihitung oleh hamba. Namun, jadilah kamu sebagai orang-orang yang bertaubat pagi dan siang.

 

Rasulullah saw bersabda,

Ya Allah, kepunyaan Engkau-lah segala puji yang tidak pernah mencukupi, tidak tersisa dan tidak pernah terabaikan, wahai Tuhan kami (HR Bukhari).

 

Sebagai tambahan,

Manusia tidak akan bisa menghitung nikmat Allah yang diberikan kepadanya; tubuhnya yang sempurna, bumi dengan segala fasilitas hidup, bahkan manusia tidak meminta-pun Allah memberikannya.

 

Setelah Allah memberikan semua kenikmatan tersebut manusia tidak mensyukurinya (kufur nikmat), atau malah menyalah-gunakan nikmat tersebut untuk berbuat maksiat. Misal, Allah berikan rezeki yang banyak tapi dia gunakan rezeki untuk hal yang diharamkan. Manusia telah menzalimi dirinya sendiri.

 

Tafsir Ibnu Katsir

Wallahua’lam

Oleh : Azhari


Selesai belajar Tahsin pagi ini bertanya pada Ustad tentang NIAT. Apakah jika lupa berniat ada pahalanya, misal Belajar Tahsin tanpa niat terlebih dahulu.

 

Jawaban Ustad, bukankah saat subuh Jum'at berangkat dari rumah ingin belajar tahsin atau membawa mushaf al-Qur'an untuk belajar tahsin, hal itu merupakan bagian dari niat. Niat itu amalan hati ibadah yang bersifat tauqifiyyah atau satu paket, tidak mungkin seseorang melakukan amal tanpa niat.

 

Contoh lain, saat berangkat dari rumah membawa uang, sampai di mesjid memasukkan uang ke kotak amal. Tidak perlu lagi niat sedekah karena saat membawa uang dari rumah merupakan bagian dari niat.

 

Kecuali ibadah yang memang disyaratkan berniat terlebih dahulu, misal ibadah puasa maka wajib berniat. Jumhur  Ulama sepakat mewajibkan niat puasa, Ulama hanya ikhtilaf tentang niat puasa hanya satu kali saja setiap awal Ramadhan atau berniat setiap hari saat akan sahur.


Wallahua'lam


AZHARI

AZHARI

Renungan

KEBERANIANKU TIDAK AKAN MEMPERPENDEK UMURKU

KETAKUTANKU TIDAK AKAN MEMPERPANJANG UMURKU

AKU AKAN TERUS BERJUANG SEMAMPUKU

UNTUK KEBENARAN DAN KEADILAN

HINGGA ALLAH MEMANGGILKU PULANG

ALLAHU AKBAR !



free counters

Pernyataan

Silahkan mengutip artikel di blog ini karena hak cipta hanya milik Allah swt.