Oleh : Azhari
Abdullah bin Ubai bin Salul adalah tokoh besar dan disegani pemimpin
Bani Khazraj. Ketika kedatangan Rasulullah saw ke Madinah dan sebagian kaumnya
masuk Islam maka pamor Abdullah bin Ubai berkurang, dia-pun dendam kepada
Rasulullah saw, beliau dianggap telah merampas mahkota kepemimpinannya.
Abdullah bin Ubai ikut masuk Islam karena kaumnya banyak memilih Islam, tapi
dia tetap benci, dendam dan kemunafikannya.
Abdullah bin Ubai adalah gembong munafik Madinah dan para munafikun
bersatu dengannya. Abdullah bin Ubai berkata, ‘Jika kami tiba di Madinah,
orang-orang yang mulia akan mengusir orang-orang yang paling hina diantaranya’
Allah menurunkan surah al-Munafiqun 1-11 terhadap ucapan Abdullah bin Ubai.
Mereka berkata,
"Sesungguhnya jika kita telah kembali ke Madinah, benar-benar orang yang
kuat akan mengusir orang-orang yang lemah daripadanya" Padahal kekuatan
itu hanyalah bagi Allah, bagi Rasul-Nya dan bagi orang-orang mukmin, tetapi
orang-orang munafik itu tiada mengetahui (Al-Munafiqun 8).
Ketika Bani Nadhir dikepung kaum muslimin, Abdullah bin Ubai
menjanjikan akan menolong Bani Nadhir, padahal sebetulnya mereka berbohong.
Kebohongan mereka disebutkan Allah dalam surah Al-Hasyr 11-16).
Sesungguhnya jika
mereka diusir, orang-orang munafik itu tidak akan keluar bersama mereka, dan
sesungguhnya jika mereka diperangi, niscaya mereka tidak akan menolongnya;
sesungguhnya jika mereka menolongnya, niscaya mereka akan berpaling lari kebelakang;
kemudian mereka tidak akan mendapat pertolongan (Al-Hasyr 12).
Saat perang Bani Musthaliq Abdullah bin Ubai memprovokasi dan didengar
oleh Zaid bin Arqam, Zaid meminta Rasulullah saw untuk mengutus sahabat untuk
membunuh Abdullah bin Ubai. Rasulullah saw yang ditemani Umar saat itu bersabda,
‘Bagaimana pendapatmu Umar, jika manusia membicarakan Muhammad membunuh
sahabatnya’
Anak Abdullah bin Ubai mendengar ayahnya akan dibunuh dan meminta dia yang
membunuh ayahnya, khawatir timbul dendam terhadap pembunuh ayahnya. Rasulullah
saw berkata, ‘Kita akan bersikap lembut dan bersahabat dengannya selagi ia
bersama kita’
Ketika Abdullah bin Ubai meninggal, Rasulullah saw bersiap untuk
melakukan shalat jenazah. Umar berdiri dihadapan Rasulullah saw dan berkata,
‘Wahai Rasulullah saw, apakah engkau akan melakukan shalat atas musuh Allah’
Rasulullah saw bersabada, ‘Hai Umar, berilah aku waktu karena aku diberi
pilihan kemudian aku mengambil pilihanku’
Rasulullah saw kemudian melakukan shalat atas jenazah Abdullah bin
Ubai, kemudian dikuburkan. Tidak lama setelah itu turun wahyu,
Dan janganlah
kamu sekali-kali menyalati (jenazah) seorang yang mati diantara mereka, dan
janganlah kamu berdiri (mendoakan) dikuburnya. Sesungguhnya mereka telah kafir
kepada Allah dan Rasul-Nya dan mereka mati dalam keadaan fasik (At-Taubah 84).
Sejak saat itu Rasulullah saw tidak pernah melakukan
shalat atas jenazah orang munafik hingga Beliau wafat.
Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam
0 comments:
Post a Comment