Oleh: Azhari
Dalam kitab “Ensiklopedia Sahih Hadits Qudsi”, karangan Muhammad Nashiruddin Al-Albani, diuraikan (syarah) beberapa hadis yang sangat bermanfaat.
Sesungguhnya Allah telah menetapkan atas anak cucu Adam bagiannya dari zina. Ia pasti akan mendapat yang demikian itu. Maka zina mata adalah melihat, zina lisan adalah berbicara, (zina) nafsu adalah berangan-angan dan terangsang dan farji membenarkan hal yang demikian atau mendustakannya (HR. Abu Dawud, Nasa’i dan Baihaqi).
Manusia diberikan indera oleh Allah swt, tergantung manusia memanfaatkannya untuk kebaikan atau maksiat. Manusia juga diberikan naluri seksual (gharizah an-na’u), sehingga setiap indera tersebut dapat digunakan untuk kenikmatan seksual.
Ketika indera tersebut digunakan untuk kenikmatan seksual yang tidak dibenarkan secara syar’i maka termasuk zina. Zina mata dengan melihat aurat/pornografi, zina lisan dengan berbicara jorok, zina nafsu dengan membayangkan sesuatu yang merangsang. Kemudian jika farji (kemaluan) melakukan apa yang diangankan maka zina telah direalisasikan dengan sempurna.
Dalam kondisi saat ini betapa mudahnya kita melakukan zina mata, lisan dan nafsu; wanita membuka aurat, akses internet, TV, bioskop, campur aduk di tempat keramaian (ikhtilat), pacaran (khalwat), dll.
Keimanan yang menjaga mata, lisan, nafsu dan farji kita terhindar dari zina.
0 comments:
Post a Comment